Jumat, 11 Mei 2012


Pulau Buton


Adalah sebuah pulau di Sulawesi Tenggara yang terkenal dengan produksi aspalnya. Berdasarkan luas wilayah, pulau Buton menduduki urutan ke-130 di dunia dan menduduki urutan ke-73 di dunia. Berdasarkan jumlah penduduknya, termasuk dalam wilayah administratif prov. Sulteng. Kota terbesar di pulau ini adalah Bau-Bau yang merupakan kota terbesar ke-8 di Sulawesi dan ke-2 di Sulteng. Makanan khas daerah ini adalah nasi goreng kagili. Kagili adalah panganan yang terbuat dari jagung giling.
Memiliki mata uang khusus yang terdapat hanya di Pulau Buton, yang dinamakan kampua dengan bahan kain tenun yang dipotong-potong, merupakan mata uang satu-satunya yang pernah beredar di Indonesia. Menurut cerita rakyat Buton, kampua pertama kali dikenalkan oleh Bulawambona, yaitu ratu kerajaan Buton yang kedua yang memerintah sekitar abad XIV. Setelah ratu meninggal, lalu diadakan suatu “pasar” sebagai tanda peringatan atas jasa-jasanya bagi kerajaan Buton. Masyarakat berjualan disekitar makam, setelah berjualan mereka akan memberikan upeti di atas makam yang kemudian akan masuk ke dalam kas kerajaan dan hal ini terus terjadi sampai tahun 1940. Ukuran uang kampua ini sesuai dengan besar-kecilnya telapak tangan menteri besar atau yang disebut “Bonto Ogena”, dengan lebar empat jari dan panjang setelapak tangan dari pergelangan tangan sampai ujung jari tengah, memiliki corak dan motif yang berbeda disetiap pergantian Bonto Ogena. Namun lambat laun kampua ini tidak dipergunakan lagi karena fungsi mata uang ini digantikan oleh mata uang buatan Belanda.








http://id.m.wikipedia.org/wiki/Berkas:Buton_Topography.png
http://wolio.wordpress.com/2010/04/26/keunikan-mata-uang-kesultanan-buton-kampua/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar